Second Child Syndrome

Second Child Syndrome??? Sebenarnya belum pernah denger syndrome semacam itu. Tiba-tiba aja pas ngelamun di kosan terlintas pikiran syndrome tersebut. Gak tiba-tiba juga sich karena sebenarnya saya anak kedua dari empat bersaudara. Kalo saya anak pertama, mungkin yang kepikiran di otak bakalan first child syndrome kali ya. Hehehehe...

Singkat cerita saya pun browsing second child syndrome itu, dan hasilnyaaaa,,, Banyak buanget artikel mengenai second child syndrome atau middle child syndrome. Hasil baca-baca artikel tersebut, sedikit banyak emang bener sih. Bukan syndromenya, tetapi pemicu syndrome itu.. 

Pada umumnya second child syndrome terjadi akibat kurangnya perhatian pada si anak kedua. Orang tua cenderung excited pada anak pertama. Mereka selalu menaruh perhatian lebih pada tumbuh kembang anak pertama. Merangkak pertama kali, bicara pertama kali, ngomong pertama kali. Tetapi tidak untuk yang kedua. Buku, baju, barang-barang anak kedua biasanya pasti turunan dari anak pertama. Emang sih masih bagus dan layak pakai. Buku juga masih bagus dan sesuai pelajaran sekolah. Gak ada yang salah dengan itu menurut saya. Tetapi, mungkin bisa jadi pemicu kali ya. Belum lagi kalo lahir anak ketiga atau anak bungsu yang membuat perhatian orang tua tercurah pada si kecil yang memang butuh perhatian lebih. Begitulah background munculnya second child syndrome.

Abis baca-baca artikel dari http://www.surfnetparents.com/525/second-child-syndrome-birth-order-and-personality/

“Second or middle children usually bemoan their fate as being ignored by everyone in the family. They may grow resentful or all the attention given to the oldest and youngest of the family. Second born children will often try to be the exact opposite in personality, interests, etc. from the first born child. S/he will often do almost anything for parental attention, even if that means being naughty. Parents tend to be much easier and less demanding on the second and third children. Middle or second children have to compete to be heard or noticed, and therefore crave the spotlight in other ways. They may be the loud, boisterous child in school. They may be the center of all their friends’ events.
The middle or second born child often have a feeling of not belonging to the group. Being in the middle can make the second child feel insecure. They may lack the drive and motivation that is so prevalent in the first born. The second child may instead look to the first born for direction. This may also make the second born feel out of place because they aren’t over achievers. Instead, the middle child usually just goes with the flow.
Second born children are often loners. They may have trouble latching on to a person in a relationship. They may also have trouble making decisions in school and in a career. Second or middle borns are usually artistic and creative, but don’t work well under pressure. They have a history of starting projects and never finishing them. When choosing a career, most middle or second children would be best suited for something where they could freely express themselves, have flexible hours and frequently changing projects.”


Menurut saya, penjelasan di atas bisa terjadi jika anak tersebut selalu dinomorduakan, dinomortigakan, atau dinomorsekiankan. Disebutkan juga beberapa kelebihan anak tengah. Pada umumnya mereka lebih mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan peace maker dalam keluarga. Mungkin karena tuntutan lingkungan kali ya. Gak ada yang ngurusin, jadi lebih bisa ngurus diri sendiri dibanding yang lain ^^. 
Well, mau anak pertama, anak tengah, anak terakhir, anak tunggal sebenarnya karakter mereka adalah bentuk karakter orang tua dan lingkungan sekitar. Kita lahir di dunia layaknya kertas putih yang masih bersih. Akan jadi apa si anak kelak tergantung torehan atau coretan orang tua dan lingkungan si anak tersebut. Kita saat ini adalah hasil torehan atau coretan dari orang tua dan lingkungan di kertas putih tadi. #edisi sok tua

Comments

Popular posts from this blog

Tanya Jawab Montessori (Part 1)

Tanya jawab Montessori (Part 2)

Memulai Montessori… Mengenal Kurikulum Montessori…